Hai...penduduk bumi..
Sudah sampaikah kabar ini ditanahmu??....
bahwa E ang ku telah menyepuh tulang bumi ini dengan
mantranya,
''ning...nang...ning..gung..."
hening tenang arsaning gusti kang maha agung.
Sebuah mantra agung tanpa abjad dan suara,
sebuah ilmu tanpa bahasa telah diwariskan kepadamu,
yaitu sinar didalam jantung hatimu...
Eang berwasiat kepadamu,
robeklah kesombonganmu...
akan kau temui bangkai busuk perasaan yg perlahan memanggil
maut untuk saraf budimu..
tengok kejumawahanmu, akan kau temui keningkratan nafsu
dan ketinggian yang hanya ilusi agar kalian jatuh tersungkur
kedalam penyiksaan dari tempat yang sangat tinggi.
Wahai...cucuku yg indah budimu.
Yang tak terkecoh kedinastian,
yang jiwa besarmu tak terkurung dalam kekubuan.
Engkau sudah sangat cerdas melihat penggolongan sebagai
karya ilmu keegoisan...
Engkau tetap menjadi nurani, tak membatasi siapa yg engkau
terangi...
Engkaulah Satria Pandita Nyata.
Walau tertatih-tatih lakumu .....namun tak terhalang batas
perhentian,
kau mencari ujung utara yg berpuncak didalam jiwa.
Menemukan qalam didalam dada.
Mengerti hakekat kebijaksanaan adalah sari pathi segala ilmu,
intisari segala hikmah dan samudra hening lautan hidayah.
Engkau telah mengetahui Kebijaksanaan adalah Daya Rasa
Sejati. Sebagai pusakamu menahlukan bumi sangar yang dihuni
para sengkuni.
Engkau telah menerima aliran kecerdasan tuhan,
kedalam lubuk hatimu yang terdalam.
Tak lg perasaanmu menjadi racun kemanusiawianmu,
tak mampu lg ilmu kebenaran hanya membuatmu merasa benar,
yang membuat manusia tampak seperti raja bermahkota besi
berkarat.
Kau telah mengerti arti kesederhanaan, , ,sebuah kesaktian
kekosongan abdi atas tingginya ilmu penghambaan merunduk
dalam kewibawaan tuhan.
Alam telah mewasiatkan pengetahuan ini sebelum hari tercipta.
Bahwa engkau adalah Cahaya Surga yang jatuh kebumi,
dan engkau terilhami.
Rabu, 02 November 2016
Puisi PSHT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar