Kamis, 29 September 2016

Kata kata mutiara jawa

KATA-KATA MUTIARA JAWA
1. “Tansah ajeg mesu budi lan raga nganggo cara
ngurangi mangan lan turu”. Artinya Kurangi
makan dan tidur yang berlebihan agar kesehatan
kita senantiasa terjaga.
2. “Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning
Hyang sukmo”. Artinya Lakukan yang kita bisa,
setelahnya serahkan kepada Tuhan.
3. “Ambeg utomo, andhap asor”. Artinya Selalu
menjadi yang utama tapi selalu rendah hati.
4. “Ora kena nglarani”. Artinya Jangan melukai
orang lain.
5. “Golek sampurnaning urip lahir batin lan golek
kusumpurnaning pati”. Artinya Kita bertanggung
jawab untuk mencari kesejahteraan hidup di dunia
dan akhirat.
6. “Ala lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi
saka kersaning Pangeran”. Artinya Kebaikan dan
kejahatan ada bersama-sama, itu semua adalah
kehendak Tuhan.
7. “Manungsa mung ngunduh wohing pakarti”.
Artinya Kehidupan manusia baik dan buruk adalah
akibat dari perbuatan manusia itu sendiri.
8. “Narimo ing pandum”. Artinya Menerima segala
rintangan dengan ikhlas.
9. “Adigang, adigung, adiguno “. Artinya jaga
kelakuan, jangan somobong dengan kekuatan,
kedudukan, ataupun latarbelakangmu.
10. “Urip kang utama, mateni kang sempurna”. Artinya
Selama hidup kita melakukan perbuatan baik
maka kita akan menemukan kebahagiaan di
kehidupan selanjutnya.
11. “Mohon, mangesthi, mangastuti, marem”. Artinya
Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk
meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar
dapat berguna bagi sesama.
12. “Alam iki sejatining Guru”. Artinya Alam adalah
guru yang sejati.
13. “Gusti iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa
wangenan”. Artinya Tuhan itu dekat meski kita
tubuh kita tidak dapat menyentuhnya dan akal kita
dapat menjangkaunya.
14. “Memayu hayuning pribadi; memayu hayuning
kulawarga; memayu hayuning sesama; memayu
hayuning bawana”. Artinya berbuat baik bagi diri
sendiri, keluarga, sesama manusia, makhluk hidup
dan seluruh dunia.
15. “Natas, nitis, netes”. Artinya Dari Tuhan kita ada,
bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan
Tuhan kita kembali.
16. “Aja mbedakake marang sapadha-padha”. Artinya
Hargai perbedaan, jangan membeda-bedakan
sesama manusia.
17. “Rela lan legawa lair trusing batin”. Artinya Ikhlas
lahir batin.
Kata Kata Bijak Bahasa Jawa diatas adalah kumpulan
petuah-petuah da nasehat-nasehatdari para pendahulu
kita kepada generasi yang sekarang. Kami berharap
semoga artikel mengenai kata-kata bijak bahasa jawa ini
bsia bermanfaat untuk anda semua.

Ashter1922


Kata kata mutiara PSHT 1922

semua tentang psht

Kamis, 29 Desember 2011

kata mutiara psht

Mohon dapat dipahami,hayati dan terapkan dalam
kehidupan sehari-hari
Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake,
Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha  (Berjuang
tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa
merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa
mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa
didasari kebendaan)
Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan  (Jangan
gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala
kehilangan sesuatu).
Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan
Ngungkuli (Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih; Cepat tanpa harus
mendahului; Tinggi tanpa harus melebihi)
Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah
terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan
mudah kolokan atau manja).
Sepira gedhining sengsara yen tinampa among dadi coba (seberat apapun
cobaan yang diterima manusia jika dijalani dengan lapang dada akan diperoleh
hikmah yang tidak terkira.)
Sak apik-apike wong yen aweh pitulungan kanthi dhedhemitan (Sebaik-baiknya
manusia jika memberikan pertolongan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tidak
perlu diketahui orang lain).
Aja waton ngomong ning ngomong kang ngango waton (jangan suka berbuat
jelek pada sesama berbuatlah kebajikan pada sesama).
Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gawe senenge liyan (jangan suka
mencelakakan orang lain, tidak ada jeleknya membuat senang orang lain).
Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa (jangan merasa diri paling
super, tapi sadar diri dan sadar akan keberadaan orang lain).
Ngundhuh wohing pakarti, sapa nandur bakal ngundhuh (segala darma pasti
akan berubah, apapun perbuatan yang kita lakukan pasti akan kembali pada diri
kita sendiri).
Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah
terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan,
kebendaan dan kepuasan duniawi).
Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo Artine (Jangan
tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua
agar tidak kendor niat dan kendor semangat)

Selasa, 27 September 2016

Kenangan pendadaran 2016


SELAMA MATAHARI MASIH TERBIT DARI TIMUR, SELAMA BUMI MASIH DIHUNI MANUSIA, SELAMA ITU PULA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE AKAN TETAP JAYA ABADI SELAMANYA.
SHORENK BORNEO SINCE 2016


Kamis, 22 September 2016

Sejarah singkat PSHT

pusat seni beladiri
tempat berbagi ilmu tentang seni beladiri.
Sejarah Singkat Persaudaraan Setia Hati Terate
SEJARAH PSHT
SELAMA MATAHARI MASIH TERBIT DARI TIMUR,
SELAMA BUMI MASIH DIHUNI MANUSIA SELAMA ITU
PULA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE AKAN
TETAP JAYA ABADI SELAMANYA
“KI HADJAR HARDJO OETOMO” Pendiri Persaudaraan Setia
Hati Terate.
Sejarah Persaudaraan Setia Hati
Pada tahun 1903, bertempat di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya, Ki
Ngabeni Surodiwirjo membentuk persaudaraan yang anggota keluarganya
disebut “Sedulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya
disebut “Djojo Gendilo”
Tahun 1912, Ki Ngabeni Surodiwirjo berhenti bekerja karrena merasa
kecewa disebabkan seringkali atasannya tidak menepati janji. Selain itu suasana
mulai tidak menyenangkan karena pemeintah Hindia Belanda menaruh curiga;
mengingat beliau pernah melempar seorang pelaut Belanda ke sungai dan
beliau telah membentuk perkumpulan pencak silat sebagai alat pembela diri,
ditambah pula beliau adalah seorang pemberani, Pemerintah Hindia Belanda
mulai kwatir, beliau akan mampu membentuk kekuatan bangsa Indonesia dan
menentang mereka. Setelah keluar dari pekerjaannya, beliau pergi ke Tegal.
Tahun 1914, Ki Ngabehi Surodiwirjo kembali ke Surabaya dan bekerja di
Djawatan Kereta Api Kalimas, dan tahun 1915 pindah ke bengkel Kereta
Api Madiun. Disini beliau mengaktifkan lagi Persaudaraan yang telah
dibentuk di Surabaya, yaitu “Sedulur Tunggal Ketjer”, hanya pencak silatnya
sekarang disebut “Djojo Gendilo Tjipto Muljo”. Sedangkan pada tahun 1917,
nama – nama tersebut disesuaikan denngan keadaan zaman diganti menjadi
nama “Perssaudaan Setia Hati”
Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Salah satu murud Ki Ngabehi Surodiwirjo yang militan dan cukup tangguh,
yaitu Ki Hadjar Hardjo Oetomo mempunyai pendapat perlunya suatu
organisasi untuk mengatur dan menertibkan personil maupun materi pelajaran
Setia Hati, untuk itu beliau meohon doa restu kepada Ki Ngabehi
Surodiwirjo. Ki Ngabehi Surodiwirjo memberi doa restu atas maksud
tersebut., karena menurut pendapat beliau hal – hal seperti itu adalah tugas
dan kewajiban anak muridnya, sedangkan tugas beliau hanyalah “menurunkan
ilmu SH”. Selain itu Ki Ngabehi Surodiwirjo berpesan kepada Ki Hadjar
Hardjo Oetomo agar jangan memakai nama SH dahulu.
Setelah mendapat ijin dari Ki Ngabehi Surodiwirjo, Ki Hadjar Hardjo
Oetomo pada tahun 1922 mengembangkan ilmu SH dengan nama Pencak
Silat Club (P. S. C).
Karena Ki hadjar Hardjo Oetomo adalah orang SH, dan ilmu yang
diajarkan adalah ilmu SH, maka lama – kelamaan beliau merasa kurang sreg
mengembangkan ilmu SH dengan memakai nama lain, bukan nama SH.
Kembali beliau menghadap Ki Ngabehi Surodiwirjo menyampaikan uneg –
unegnya tersebut dan sekalian mohon untuk diperkenankan memakai nama
SH dalam perguruannya. Oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo maksud beliau
direstui, dengan pesan jangan memakai nama SH saja, agar ada bedanya.
Maka Pencak Silat Club oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo diganti dengan
nama “SETIA HATI MUDA” (S. H. M).
Peranan Ki Hadjar Hardjo Oetomo Sebagai Perintis Kemerdekaan
Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengembangkan ilmu SH di beberapa perguruan
yang ada pada waktu antara lain perguruan Taman Siswo, Perguruan Boedi
Oetomo dan lain – lain. Dalam mengajarkan ilmu SH beliau diantaranya
adalah menamakan suatu sikap hidup, ialah “kita tidak mau menindas orang
lain dan tidak mau ditindas oleh orang lain”. Walaupun pada waktu itu setiap
mengadakan latihan tidak bisa berjalan lancar, karena apabila ada patroli
Belanda lewat mereka segera bersembunyi; tetapi dengan dasar sikap hidup
tersebut murid – murid beliau akhirnya menjadi pendekar – pendekar bangsa
yang gagah berani dan menentang penjajah kolonialisme Belanda.
Dibandingkan keadaan latihan masa lalu yang berbeda dengan keadaan latihan
saat ini, seharusnya murid – murid SH lebih baik mutu dan segalanya dari
pada murid – murid SH yang lalu. Melihat sepak terjang murid – murid Ki
Hadjar Hardjo Oetomo yang dipandang cukup membahayakan, maka
Belanda segera menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo bersama beberapa
orang muridnya, dan selanjutnya dibuang ke Digul. Pembuangan Ki Hadjar
Hadjo Oetomo ke Digul berlangsung sampai dua kali, karena tidak jera –
jeranya beliau mengobarkan semangat perlawanan menentang penjajah.
Selain membuang Ki Hadjar hardjo Oetomo ke Digul, Pemerintah Hindia
Belanda yang terkenal dengan caranya yang licik telah berusaha memolitisir
SH Muda dengan menjuluki SHM bukan SH Muda, melainkan SH Merah;
Merah disini maksudnya adalah Komunis. Dengan demikian pemerintah
Belanda berusaha menyudutkan SH dengan harapan SH ditakuti dan dibenci
oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Menanggapi sikap penjajah Belanda
yang memolitisir nama SH Muda dengan nama SH Merah, maka Ki Hadjar
Hardjo Oetomo segera merubah nama SH Muda menjadi “Persaudaan Setia
Hati Terate” hingga sampai sekarang ini.
Melihat jasa – jasa Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut, maka pemerintah
Indonesia mengakui beliau sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” , dan
memberikan uang pensiun setiap bulan sebesar Rp. 50.000,00 yang
diterimakan kepada isteri beliau semasa masih hidup.
Setelah meninggal dunia, beliau dimakamkan di makam “Pilangbango”, yang
terlatak di sebelah Timur Kotamadya Madiun, dari Terminal Madiun menuju
ke arah Timur. Beliau mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu seorang putri
yang diperisteri oleh bapak Gunawan, dan Seorang putra yang bernama bapak
“Harsono” sekarang berkediaman di jalan Pemuda no. 17 Surabaya. Ibu
Hardjo Oetomo meninggal pada bulan September 1986 di tempat
kediamannya, di desa Pilangbango Madiun.
Rumah beliau, oleh Bapak Harsono dihibahkan kepada Persaudaraan Setia
Hati Terate pada akhir tahun 1987 dengan harga Rp. 12,5 juta. Rencana
Pengurus Pusat, bekas rumah kediaman pendiri Persaudaraan SH Terate
tersebut akan dipugar menjadi “Museum SH Terate” agar generasi penerus
bisa menyaksikan peninggalan pendahulu – pendahulu kita sejak berdiri
sampai dengan perkembangannya saat ini.
Akhir kata, sebelum kita menutup bacaan ini sebagai rasa hormat dan rasa
kasih kita terhadap beliau berdua, marilah kita berdoa dalam bahasa kita
masing – masing.